AKADEMIK

MENELUSURI KEBERHASILAN SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA: PELAJARAN DAN INSPIRASI UNTUK INDONESIA

Finlandia diakui sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia atas beberapa faktor. Pertama, Finlandia mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berbeda, memprioritaskan pembelajaran berbasis pengalaman daripada mengandalkan hafalan. Kedua, pemerintah dan para guru di Finlandia menunjukkan komitmen serius dalam membangun sektor pendidikan, dengan fokus konsisten pada aspek-aspek seperti melek huruf dan keterampilan berhitung. Dampaknya terlihat dari kemajuan signifikan dalam bidang membaca, matematika, dan sains, terutama dalam skor Program for International Student Assessment (PISA). Ketiga, sistem pendidikan Finlandia terbagi menjadi dua tingkatan atau lembaga.

Pendidikan di Finlandia dikenal sebagai yang terbaik di dunia, dan telah mengalami transformasi signifikan dengan meninggalkan pendekatan pembelajaran berbasis hafalan untuk beralih ke pembelajaran berbasis pengalaman. Sistem pendidikan di Finlandia terbagi menjadi dua entitas. Pertama, terdapat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki wewenang menyeluruh dan tanggung jawab terhadap seluruh pendidikan yang dibiayai oleh pemerintah. Selanjutnya, terdapat lembaga nasional yang mengurus pendidikan dan perawatan anak usia dini, pendidikan pra-sekolah dasar, sekolah dasar, sekolah menengah umum dan kejuruan, serta pendidikan dan pelatihan orang dewasa.

Badan ini bertanggung jawab atas pengembangan pendidikan sepanjang hayat dan pendidikan anak usia dini di Finlandia, serta internasionalisasi melalui pertukaran murid, pelajar, guru, dan peneliti.”

Jelas Olli-Pekka Heinonen, direktur Badan Pendidikan Nasional Finlandia, dikutip dari situs Centre for Public Impact

Pembangunan pendidikan yang ditekankan menekankan pada pengalaman daripada hafalan. Pendekatan ini berfokus pada pembelajaran keterampilan dasar melalui aktivitas bermain dan pembentukan karakter dalam konteks pendidikan anak usia dini. Pada tahap ini, anak-anak belajar untuk mengatasi perubahan, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Inti dari kurikulum nasional pendidikan dasar yang baru mencerminkan konsep bagaimana mendukung perkembangan dan pertumbuhan setiap anak sebagai individu dan warga negara.

Indonesia dapat belajar dan menerapkan beberapa aspek positif dari sistem pendidikan di Finlandia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Pendekatan Berbasis Pengalaman:

Finlandia menekankan pembelajaran berbasis pengalaman daripada hafalan. Indonesia dapat mengadopsi pendekatan ini untuk lebih fokus pada pengembangan keterampilan praktis dan pemahaman mendalam daripada sekadar mengingat fakta. Ini tentang mempelajari keterampilan dasar melalui bermain dan mengembangkan karakter mereka dalam pendidikan anak usia dini. Saat itulah mereka belajar bagaimana menghadapi perubahan, berkomunikasi, dan berkolaborasi.

  • Peningkatan Kualitas Guru:

Finlandia memiliki standar tinggi untuk perekrutan dan pelatihan guru. Indonesia dapat memperhatikan strategi Finlandia dalam meningkatkan kualifikasi guru, memberikan pelatihan yang berkelanjutan, dan memastikan bahwa mereka memainkan peran kunci dalam pengembangan siswa. Finlandia memiliki kualitas guru yang sangat baik. Mereka memiliki kualifikasi yang tinggi dan dihargai secara sosial. Selain itu, guru-guru Finlandia memiliki otonomi yang besar dalam mengajar dan merancang kurikulum.

  • Keseimbangan dalam Kurikulum:

Kurikulum Finlandia memberikan penekanan pada pengembangan karakter, kreativitas, dan pemecahan masalah. Indonesia dapat mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum untuk memastikan keseimbangan antara pengetahuan akademis, keterampilan praktis, dan aspek pengembangan karakter.

  • Pendidikan Anak Usia Dini:

Finlandia menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini. Indonesia dapat memperkuat investasi dalam sektor ini untuk memastikan anak-anak mendapatkan dasar yang kuat sejak dini. Anak-anak Finlandia tidak menginjak sekolah formal sampai usia 7 tahun. Masa pra-sekolah Finlandia, yang dimulai usia 5 tahun lebih menekankan pada bermain dan bersosialisasi.

  • Penilaian Alternatif:

 Finlandia menggunakan pendekatan penilaian alternatif dan kurang mengandalkan ujian standar. Indonesia dapat mengeksplorasi model penilaian yang lebih holistik dan mencakup aspek pengembangan siswa secara menyeluruh. Finlandia tidak mengenal ujian nasional. Tidak ada tes wajib bagi siswa hingga usia 17-19 tahun. Guru-lah yang melakukan penilaian kepada siswa-siswa mereka. Penilaian itu pun bukan bahan untuk kelulusan, peringkat atau naik kelas, melainkan sekadar informasi untuk meningkatkan pembelajaran siswa agar lebih baik.

  • Partisipasi Orang Tua:

 Melibatkan orang tua dalam pendidikan anak adalah fokus Finlandia. Indonesia dapat memperkuat keterlibatan orang tua dan komunitas dalam mendukung pendidikan anak-anak.

Dengan mengambil inspirasi dari sistem pendidikan Finlandia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam sektor pendidikan. Dengan fokus pada pembelajaran berbasis pengalaman, peningkatan kualitas guru, keseimbangan dalam kurikulum, perhatian khusus pada pendidikan anak usia dini, pemisahan tugas antara tingkatan pendidikan, penerapan penilaian alternatif, dan meningkatkan partisipasi orang tua, Indonesia dapat membentuk generasi yang lebih kreatif, adaptif, dan berdaya saing global. Semangat inovasi dan kolaborasi dari seluruh lapisan masyarakat dapat menjadi kunci kesuksesan dalam membawa pendidikan Indonesia ke tingkat yang lebih baik, menciptakan peluang yang merata, dan membantu setiap anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan tekad dan kerjasama bersama, Indonesia dapat meraih prestasi luar biasa dalam menciptakan sistem pendidikan yang memberdayakan dan mendukung perkembangan potensi setiap anak untuk mencapai puncak keberhasilan.


Referensi:

Lowe, Toby. 14 September 2021. 5 Lessons from Olli-Pekka Heinonen and the Finnish National Agency for Education. Centre for Public Impact. https://www.centreforpublicimpact.org/insights/interview-with-olli-pekka-heinonen-5-lessons-from-the-work-of-the-innovation-centre-in-the-finnish-national-agency-for-education-edufi

Zulfikar, Fahri. 30 Januari 2024. Bukan Hafalan, Pendidikan di Finlandia Bangun Karakter Siswa dengan Pengalaman. detikedu. https://www.detik.com/edu/edutainment/d-7166837/bukan-hafalan-pendidikan-di-finlandia-bangun-karakter-siswa-dengan-pengalaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *